Meningkatkan Skill Santri dalam Presentasi

Meningkatkan Skill Santri dalam Presentasi

Diantara skill yang diajarkan di pesantren yaitu presentasi dihadapan teman-temannya. Skill inilah yang kelak dikemudian hari melahirkan sosok-sosok seperti ustadz Prof. Dr. Abdul Shomad, Lc, MA dan ustadz Adi Hidayat, Lc, MA. Berikut admin posting resume jurnal ilmiah terkait cara meningkatkan keterampilan presentasi, semoga bermanfaat!

Klik Download Produk Digital 1001 Inspirasi Pesantren di Era Revolusi Industri 4.0

Pendahuluan

Keterampilan presentasi diakui sebagai keterampilan utama profesional (Campbell, Mothersbaugh, Brammer, dan Taylor, 2001). Mayoritas diklat kurikulum pendidikan tinggi berpusat pada keterampilan khusus ini (Morreale, Hugenberg dan Worley, 2006).
PRESENTASI “A presentation is the practice of showing and explaining the content of a topic to an audience or learner”. (Bowman, 1998: 1) Metode presentasi adalah metode pengungkapan ide, gagasan, perasaan di depan umum oleh satu atau lebih presenter dengan menyertakan naskah makalah atau tidak.

Meningkatkan Skill Presentasi melalui Metode Instruksi

Empat variable instruksional yang menentukan lingkungan belajar (Taylor dan Toews, 1999),:

  1. Peserta didik perlu mengetahui apa yang harus dilakukan;
  2. mereka perlu menguasai pengetahuan dasar dan kondisional dalam penampilan konkrit;
  3. keyakinan peserta didik tentang keterampilan presentasi mereka harus dipertimbangkan
  4. pelajar harus belajar dari pengalaman mereka.
    Hay (1994) menambahkan pentingnya dari awal untuk mengurangi ketakutan presentasi.

Variabel terkait orang, instruksi dan perilaku, (Miltiadou dan Savenye, 2003);

  1. Dapatkah saya melakukan tugas presentasi ini?
  2. Mengapa saya melakukan tugas presentasi ini?
  3. Bagaimana saya bisa melakukan tugas presentasi ini?

Belajar & Mengajar Skill Presentasi

  • Empat Siklus Proses Belajar, yaitu proses pengamatan, proses retensi (mengingat), proses produksi, dan proses motivasi (Bandura, 1986).
  • Tiga Siklus Self-Regulation, pemikiran ke depan, kinerja, dan refleksi diri (Zimmerman, 2000).
  • Pengembangan Level Self-Regulation, Proses interatif dimulai dengan pengalaman pemodelan sosial, dan berkembang melalui persaingan (emulasi) ke tingkat pengendalian diri, dan akhirnya ke tingkat penguasaan yang diatur sepenuhnya sendiri (Zimmerman, 2000).

Kesimpulan

  1. Elaborasi rinci dari kerangka teori menjadi panduan desain instruksi untuk mengembangkan keterampilan presentasi.
  2. Kerangka kerja berdasarkan variabel kognitif dan motivasi yang menjelaskan tujuan jangka pendek dan jangka panjang dari proses pembelajaran.
  3. Instruksi membantu mendorong perkembangan keterampilan presentasi dengan cara yang signifikan.
  4. Mengembangkan keterampilan presentasi ternyata merupakan hasil dari suatu proses interaksi yang kompleks, yaitu; kognitif dan motivasi.

Baca Juga : Pendidikan Interaktif Berbasis Rumah Di Tengah Pandemi Covid-19 Bagi Guru Sekolah Islam Terpadu

Silahkan tulis komentar disini. Terima kasih

Your email address will not be published. Required fields are marked *