Keunggulan, Kelemahan dan Pengembangan Sekolah Boarding School (Part. 2)

Keunggulan, Kelemahan dan Pengembangan Sekolah Boarding School (Part. 2)

Boarding School adalah sekolah yang memiliki asrama, di mana para siswa tinggal, belajar secara total di lingkungan sekolah. Karena itu segala jenis kebutuhan hidup dan kebutuhan belajar disediakan oleh sekolah. Sekolah berasrama ini juga biasa kita sebut dengan Pesantren.

Setelah sebelumnya telah dijelaskan tentang berbagai keunggulan sekolah boarding school, bukan berarti tidak memiliki kekurangan.

Baca sebelumnya : Keunggulan, Kelemahan dan Pengembangan Sekolah Boarding School (Part. 1)

Kelemahan Boarding School

Sampai saat ini sekolah-sekolah berasrama masih banyak memiliki persoalan yang belum dapat diatasi sehingga banyak sekolah berasrama layu sebelum berkembang. Adapun Faktor-faktornya adalah sebagai berikut :

1. Dikotomi guru sekolah vs guru asrama (pengasuhan)

Sampai saat ini sekolah berasrama kesulitan mencari guru yang cocok untuk sekolah boarding school. Sekolah-sekolah tinggi keguruan tidak “memproduksi” guru-guru sekolah boarding school. Akibatnya, masing-masing sekolah mendidik guru asrmanya sendiri sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki oleh lembaga tersebut. Guru sekolah (mata pelajaran) bertugas hanya untuk mengampu mata pelajarannya, sementara guru pengasuhan adalah tersendiri hanya bicara soal pengasuhan. Padahal idealnya, dua kompetensi tersebut harus melekat dalam sekolah boarding school. Ini penting untuk tidak terjadinya saling menyalahkan dalam proses pendidikan antara guru sekolah dengan guru asrama.

2. Kurikulum Pengasuhan yang Tidak Baku

Salah satu yang membedakan sekolah-sekolah berasrama adalah kurikulum pengasuhannya. Kalau bicara kurikulum akademiknya dapat dipastikan hampir sedikit perbedaannya. Semuanya mengacu kepada kurikulum KTSP-nya produk Depdiknas dengan ditambah pengayaan atau suplemen kurikulum international dan muatan lokal. Tapi kalau bicara tentang pola pengasuhan sangat beragam, dari yang sangat militer (disiplin habis) sampai ada yang terlalu lunak. Kedua-duanya mempunyai efek negatif. Pola militer melahirkan siswa yang berwatak kemiliter-militeran dan terlalu lunak menimbulkan watak licik yang bisa mengantar siswa mempermainkan peraturan.

3. Sekolah dan Asrama Terletak Dalam Satu Lokasi

Umumnya sekolah-sekolah berasrama berada dalam satu lokasi dan dalam jarak yang sangat dekat. Kondisi ini yang telah banyak berkontribusi dalam menciptakan kejenuhan anak berada di sekolah boarding school, sehingga diperlukan kreativitas kegiatan sehingga mereka tidak bosan.

Pengembangan Institusional Boarding School

Sekarang ini, ada dua fenomena menarik dalam dunia pendidikan di Indonesia yakni perkembangan sekolah-sekolah Islam terpadu (mulai tingkat TK hingga menengah); dan penyelenggaraan sekolah bermutu yang sering disebut dengan Boarding School. Para murid mengikuti pendidikan reguler dari pagi hingga siang di sekolah, kemudian dilanjutkan dengan pendidikan agama atau pendidikan nilai-nilai khusus di malam hari. Selama 24 jam anak didik berada di bawah didikan dan pengawasan para guru pembimbing.

Baca juga : Inilah 7 Alasan Memilih Boarding School yang Perlu Diketahui Para Siswa dan Orang Tua

Di lingkungan sekolah ini mereka dipacu untuk menguasai ilmu dan teknologi secara intensif. Selama di lingkungan asrama mereka ditempa untuk menerapkan ajaran agama atau nilai-nilai khusus tadi, tak lupa mengekspresikan rasa seni dan ketrampilan. Hari-hari mereka adalah hari-hari berinteraksi dengan teman sebaya dan para guru. Rutinitas kegiatan dari pagi hingga malam sampai ketemu pagi lagi, mereka menghadapi ritme yang sama, orang yang sama, lingkungan yang sama, dinamika dan romantika yang seperti itu pula. Dan dari situlah mereka mulai belajar hidup yang sebenarnya.

Kehadiran sekolah Boarding School adalah suatu keniscayaan zaman ini. Keberadaannya adalah suatu konsekwensi logis dari perubahan lingkungan sosial dan keadaan ekonomi serta cara pandang religiusitas masyarakat. Seperti misalnya, lingkungan sosial kita kini telah banyak berubah terutama di kota-kota besar. Sebagian besar penduduk tidak lagi tinggal dalam suasana masyarakat yang homogen, kebiasaan lama bertempat tinggal dengan keluarga besar satu klan atau marga telah lama bergeser ke arah masyarakat yang heterogen. Hal ini berimbas pada pola perilaku masyarakat yang berbeda karena berada dalam pengaruh nilai-nilai yang berbeda pula.

Dari segi sosial, sistem sekolah Boarding School mengisolasi anak didik dari lingkungan sosial yang heterogen yang cenderung buruk. Di lingkungan sekolah dan asrama dikonstruksi suatu lingkungan sosial yang relatif homogen yakni teman sebaya dan para guru pembimbing. Homogen dalam tujuan yakni menuntut ilmu sebagai sarana mengejar cita-cita. Dari segi ekonomi, sekolah Boarding School memberikan layanan yang paripurna. Oleh karena itu anak didik akan benar-benar terlayani dengan baik melalui berbagai layanan dan fasilitas. Dari segi semangat religiusitas, sekolah Boarding School menjanjikan pendidikan yang seimbang antara kebutuhan jasmani dan ruhani, intelektual dan spiritual.

Sehingga konsep sekolah Boarding School menjadi tren pilihan sebagai model pengembangan pendidikan yang akan datang. Pemerintah diharapkan semakin serius dalam mendukung dan mengembangkan konsep pendidikan seperti ini. Sehingga, sekolah Boarding School menjadi lembaga pendidikan yang maju dan bersaing dalam mengembangkan IMTAQ dan IPTEK. [tamat]

Baca juga : Peranan Sekolah Boarding School Terhadap Pengembangan Pendidikan Islam

Silahkan tulis komentar disini. Terima kasih

Your email address will not be published. Required fields are marked *